
Hari ini, Kamis, 21 April diperingati sebagai Hari Kartini dimana semua wanita kembali diingatkan lagi untuk terus memaknai semangat pahlawan nasional R.A.Kartini. Beliau merupakan pejuang emansipasi wanita, agar mendapatkan kesetaraan dengan laki-laki dalam memperoleh haknya termasuk mengimplementasikan kecerdasannya dalam kehidupan bermasyarakat.
Meskipun sosok R. A. Kartini sudah tiada, namun semangatnya harus tetap hidup dalam diri setiap wanita. Daya juang beliau sudah semestinya patut dilestarikan dan terus menjadi inspirasi bagi para wanita untuk tetap tegar dan semangat dalam menjalani pilihan hidupnya dan bertanggung jawab atas pilihannya.
Dalam kehidupan berumah tangga, salah satu peran wanita adalah menjadi sosok dominan yang bertanggung jawab dalam mengelola keuangan keluarga. Sebuah kenyataan yang tidak terelakan bahwa wanita menjadi sosok yang paling banyak bersinggungan dengan berbagai hal yang dibutuhkan dalam memenuhi keseharian rumah tangganya mulai dari kebutuhan pangan, papan dan sandang. Sehingga ia lebih memahami dan mampu mengimbangi dengan cermat dan teliti serta tepat sasaran terhadap pengelolaan keuangan untuk pemenuhan kebutuhan rumah tangganya. Oleh karena itu, wanita lebih sering mengambil posisi sebagai manajer keuangan dalam keluarga setelah sosok pria yang mengambil tanggung jawab untuk menafkahi dan menghasilkan “uang”.
Namun demikian, tidak bisa dipungkiri bahwa wanita masih identik dengan hobi berbelanja. Wanita menjadi mudah tertarik dengan tawaran belanjaan murah untuk kepentingan menghiasi rumahnya maupun mempercantik penampilan diri dan keluarganya. Hal tersebut menjadi salah satu yang penting namun terkadang karena tawaran diskon membuat wanita tidak mempertimbangkan kembali penting tidaknya pembelian barang dan tergoda untuk mengeluarkan uang terhadap pembelian barang sekunder yang akhirnya menambah beban biaya keluarga. Untuk itu, sangat penting menjadi wanita yang siap dan sigap dalam menjadi manajer keuangan keluarga yang cerdas secara finansial.
Cerdas finansial mengacu pada kemampuan manajemen keuangan yang tepat dan sesuai dengan pemenuhan kebutuhan hari ini dan di masa yang akan datang. Wanita yang cerdas finansial memberikan banyak manfaat seperti turut mengatasi kesulitan
keuangan dalam keluarganya, membangun perencanaan hidup lebih baik, membina ketentraman hidup berkeluarga dan turut mensejahterakan kehidupan ekonomi pribadi dan keluarganya. Wanita yang cerdas finansial adalah wanita yang dapat mengendalikan “uang” bukan uang yang mengendalikan kehidupan wanita.
Nah, kamu wanita yang ingin menjadi sosok kartini masa kini yang cerdas finansial?
Berikut ini beberapa tips menjadi Manajer Keuangan keluarga dengan daya Kartini Masa kini untuk urusan keuangan yang cerdas dan mandiri:
Melakukan Komunikasi Keuangan
Salah satu hal yang menjadi landasan kesejahteraan dan saling percaya dalam suatu rumah tangga adalah komunikasi yang baik antara semua anggota keluarga khususnya pasangan suami dan istri. Begitu pula dalam hal mengelola keuangan keluarga. Dikutip dari sikapiuangmu.ojk.go.id, komunikasi keuangan dalam keluarga sangat diperlukan untuk mengetahui penghasilan yang diterima, berapa pengeluaran yang dibutuhkan sekaligus dapat membicarakan cita-cita masa depan. Melalui komunikasi keuangan, seorang ibu maupun anggota rumah tangga lainnya dapat mengetahui kemampuan dan kebutuhan masing-masing. Dengan demikian, semua anggota keluarga dapat dengan mudah dan terlibat langsung secara aktif dalam merencanakan, mengatur dan mengelola keuangan keluarga.
Membuat Rancangan Pos Anggaran Belanja Rumah Tangga
Setelah mengetahui kemampuan dan kebutuhan masing-masing anggota keluarga, seorang ibu rumah tangga harus mulai menyusun rancangan anggaran belanja rumah tangga. Dalam hal ini, seorang ibu bisa memulai dengan melakukan pengalokasian biaya rumah tangga berdasarkan penghasilan yang diterima. Suatu alternatif yang mungkin bisa diterapkan dalam pengalokasian pendapatan yaitu dengan menggunakan rumus presentase (100%) dari pendapatan bulanan. Pengalokasian dibagi sesuai dengan pengelompokan anggaran yang telah ditentukan, yaitu 10% untuk tabungan dan Investasi dan 30% untuk membayar kewajiban/ hutang. Sebisa mungkin nilai utang/ cicilan tidak melebihi 30%. Selain itu, untuk pemenuhan kebutuhan mutlak rumah tangga dialokasikan 30% untuk kebutuhan mutlak dan Tetap (seperti Biaya Pangan, Biaya Listrik, Biaya Pajak, dan lain-lain) dan 20% untuk kebutuhan mutlak tak tetap (Seperti Sandang, Papan, Transport, Kesehatan). Sedangkan 10% untuk keperluan lain seperti dana sosial, sumbangan, keperluan hiburan dan lain-lain.
Mencatat
semua penerimaan dan pengeluaran rumah tangga secara tertib
Setiap
penerimaan dan pengeluaran dalam rumah tangga semestinya dicatat untuk kemudian
dapat dijadikan bahan evaluasi keuangan rumah tangga kamu. Mengetahui alur
keuangan rumah tangga dapat membantu kamu mengetahui anggaran kebutuhan
sehari-hari dalam satu bulan dan atau kebutuhan lain yang muncul di waktu-waktu
tertentu. Mengetahui anggaran tersebut juga membantu kamu dalam menyisihkan
pendapatan dalam satu bulan untuk kebutuhan lainnya di waktu yang akan datang.
Ingat, catatlah setiap uang yang anda dapatkan, catatlah setiap rencana anda,
catatlah setiap uang yang dibelanjakan.
Melakukan evaluasi keuangan rumah tangga secara rutin
Seorang Ibu bersama anggota keluarga perlu melakukan evaluasi keuangan rumah tangga dalam satu waktu tertentu seperti dalam satu tahun atau satu bulan. Hal ini membantu kamu dan keluarga mengetahui seberapa besar pengeluaran tetap rumah tangga kamu, dan pengeluaran yang harusnya dipangkas ataupun diperkecil. Evaluasi keuangan keluarga yang rutin memudahkan dalam kembali merencanakan, mengatur dan mengelola keuagan keluarga sesuai dengan pertumbuhan ekonomi keluarga.
Berutang Cerdas dan Aman
Jika dana tabungan tidak memenuhi pengeluaran kebutuhan tak terduga, alternatif lain
yang biasanya dilakukan dengan berutang. Sebagai manajer keuangan rumah tangga, bijaklah dalam berutang. Pastikan jika berutang hanya dilakukan untuk keperluan produktif dalam rumah tangga. Sekali-kali berutang untuk pembelian barang konsumtif juga perlu diperhatikan dengan tetap memastikan barang tersebut berguna dalam waktu yang lama. Di sisi lain, jangansampai kamu berutang pada pelepas uang yang kurang aman dan yang bisa menyulitkan kamu di masa yang akan datang. Apalagi saat ini begitu maraknya kasus penipuan karena pinjaman online illegal. jangan sampai mudah terbujuk dengan proses pinjaman yang mudah namun ternyata akan membuat kamu kehilangan “uang” dan juga ketentraman keluarga karena selalu dikejar pihak kreditur. Untuk itu, sebelum berutang pastikan kamu sudah mengumpulkan informasi yang akurat dan benar-benar memastikan kamu meminjam di pihak kreditur yang legalitas
perusahaannya telah berizin.
Memiliki dana tabungan, investasi dan asuransi
Alur perjalanan kebutuhan dalam rumah tangga tidak hanya dipikirkan untuk hari ini saja melainkan juga kebutuhan di masa yang akan datang. Dalam hal ini, ibu sebagai manajer keuangan keluarga harus mengambil tindakan visioner dalam pengelolaan keuangan. Hal tersebut dapat diwujudkan dengan menyisihkan dana untuk investasi masa depan. Terdapat banyak lembaga yang menawarkan berbagai produk investasi masa depan, seperti Koperasi Kredit. Koperasi Kredit menyediakan produk yang memungkinkan kita untuk menabung sambil berinvestasi. Lebih dari itu, Koperasi Kredit juga memberikan perlindungan dana simpanan dan pinjaman kepada seluruh anggotanya melalui asuransi Daperma (Dana Perlindungan Bersama).
Itulah beberapa tips menjadi wanita yang cerdas secara financial sebagai Ibu atau seorang Istri memiliki peran yang sangat strategis dalam perencanaan keuangan keluarga. Sudahkah kamu menjalankan salah satu dari tips tersebut? Jika belum, yuk mulai sekarang, jadilah Kartini masa kini dalam rumah tanggamu yang cerdas financial untuk keluarga yang lebih sejahtera!
Selamat Hari Kartini!
Sumber:
https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/CMS/Article/40706
Jawa, Mikhael. 2021. Perencanaan Penerimaan & Pengeluaran Keluarga / Pribadi (P3K). Materi disajikan dalam On Job Training (OJT) Puskopdit Flores Mandiri, Ende.